Kamis, 16 Agustus 2018

Panduan Cara Menulis Artikel Ilmiah Yang Baik dan Benar

Panduan Cara Menulis Artikel Ilmiah Yang Baik dan Benar - Bagi anda yg ingin belajar menulis Artikel, inilah cara menulis artikel yg baik dan benar. Tulisan ini kami rilis dari situs universitas padjajaran, sehingga kebenaranya tidak diragukan lagi.

Berikut pedoman atau tahap-tahap menciptakan artikel ilmiah :

1. KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL ILMIAH


1.1 Judul Artikel Ilmiah


Judul dibentuk pada Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Judul artikel yg baik bersifat ringkas, informatif & deskriptif, terdiri dari sejumlah kata yang seminimal mungkin, tepat menggambarkan isi goresan pena yang mengandung konsep atau hubungan antar konsep; tepat pada menentukan & memilih urutan kata. Judul disusun tidak terlalu spesifik. Penggunaan singkatan atau formula kimia sebaiknya dihindari. Judul ditulis dengan huruf besar (modal), kata bahasa asing ditulis menggunakan alfabet  miring (italic).


1.2 Nama & Alamat Penulis


Nama diri penulis ditulis tanpa mencantumkan gelar & penulisan nama dari satu artikel ke artikel lainnya wajib tetap/konsisten, hal ini penting buat pengindeksan nama pengarang. Keterangan mengenai acara yg ditempuh, alamat penulis dan/atau e-mail yang dicantumkan wajib jelas, dan diletakkan dalam catatan kaki (foot note) pada halaman judul menggunakan berukuran alfabet  (font) yg lebih kecil menurut berukuran alfabet  pada isi teks.

Contoh:
DUNIA SIMBOLIK PENGEMIS KOTA BANDUNG
THE SYMBOLIC WORLD OF BEGGARS IN BANDUNG
Engkus Kuswamo
Universitas Padjadjaran

Program Doktor Ilmu Komunikasi
e-mail: koeskw@unpad.ac.id


1.3 Abstrak dan Kata Kunci (Abstract and Keywords)


Abstrak ditulis pada bahasa Indonesia & bahasa Inggris. Abstrak adalah sari goresan pena yg meliputi latar belakang penelitian secara ringkas, tujuan, teori, bahan & metode yang dipakai, hasil temuan serta simpulan. Rincian perlakuan tidak perlu dicantumkan, kecuali bila memang merupakan tujuan utama penelitian.

Abstrak bersifat konsisten dengan isi artikel dan self explanatory, artinya mengandung alasan mengapa penelitian dilakukan (rasionalisasi & justifikasi), dan tidak merujuk pada grafik, tabel atau acuan pustaka. Abstrak ditulis dalam jarak 1 spasi dengan jumlah kata tidak lebih berdasarkan 150 kata yg dilengkapi menggunakan tiga – lima kata kunci, yaitu kata-kata yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang dibahas dalam artikel.


1.4 Pendahuluan (Introduction)


Dalam pendahuluan dikemukakan suatu konflik/konsep/hasil penelitian sebelumnya secara jelas & ringkas menjadi dasar dilakukannya penelitian yg akan ditulis sebagai artikel ilmiah. Pustaka yg dirujuk hanya yang benar-benar krusial & relevan dengan  permasalahan untuk men”justifikasi” dilakukannya penelitian, atau buat mendasari hipotesis. Pendahuluan pula wajib  menjelaskan mengapa topik penelitian dipilih dan dipercaya penting, dan diakhiri menggunakan menyatakan tujuan penelitian tersebut.


1.5 Metode (Methods)


Alur  pelaksanaan penelitian wajib  ditulis menggunakan rinci & jelas sehingga peneliti lain bisa melakukan penelitian yg sama (repeatable and reproduceable). Spesifikasi bahan-bahan harus rinci supaya orang lain menerima kabar mengenai cara memperoleh bahan tersebut. Apabila metode yg digunakan telah diketahui sebelumnya, maka acuan pustakanya wajib  dicantumkan. Apabila penelitian terdiri berdasarkan beberapa eksperimen, maka metode buat masing-masing eksperimen wajib dijelaskan.


1.6 Hasil dan Pembahasan (Results and Discussion)


Hasil penelitian dalam bentuk data adalah bagian yang tersaji untuk menginformasikan hasil temuan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Ilustrasi hasil penelitian bisa memakai grafik/tabel/gambar. Tabel & grafik wajib  dapat dipahami & diberi liputan secukupnya. Hasil yang dikemukakan hanyalah temuan yg bermakna & relevan dengan tujuan penelitian.

Temuan di luar dugaan yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian harus dapat tempat untuk dibahas. Jika artikel dilaporkan lebih berdasarkan satu eksperimen, maka tujuan setiap penelitian wajib  dinyatakan secara tegas pada teks, dan hasilnya wajib dikaitkan satu sama lain

Dalam Pembahasan dikemukakan keterkaitan antar hasil penelitian dengan teori, perbandingan hasil penelitian dengan hasil penelitian lain yg sudah dipublikasikan. Pembahasan menjelaskan pula implikasi temuan yg diperoleh bagi ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya.


1.7 Simpulan dan Saran (Conclusion and Suggestion)


Simpulan adalah penegasan penulis tentang hasil penelitian & pembahasan. Saran hendaknya didasari oleh hasil temuan penelitian, berimplikasi simpel, pengembangan teori baru (khusus untuk program doktor) atau penelitian lanjutan.


1.8 Ucapan Terimakasih (Acknowledgement)


Ucapan terima kasih dibentuk secara ringkas menjadi ungkapan rasa terima kasih penulis kepada tim

Promotor/Tim Pembimbing, dan pihak – pihak yg sudah membantu dalam penelitian dan juga serta pemberi dana.


1.9 Daftar Pustaka (References)


Bahan rujukan (References) yg dimasukkan pada daftar pustaka hanya yang benar-benar disebutkan pada naskah artikel. Penulisan daftar rujukan secara lengkap dilakukan dalam halaman baru. Agar penulisan daftar pustaka lengkap, maka daftar dibuat menjadi termin penulisan paling akhir. Naskah dibaca berdasarkan awal sampai akhir, kemudian ditulis dalam daftar seluruh surat keterangan yg terdapat dalam naskah & daftar tadi digunakan untuk menyusun daftar pusaka.

Gaya penulisan dalam setiap jumal tidak sama (diklaim: Gaya Selingkung), sehingga harus dipelajari dengan akurat bagaimana gaya/style berdasarkan jumal yg akan dikirimi naskah artikel (baca: petunjuk bagi calon penulis). Konteks rujukan yg dicantumkan hanya yg benar-benar terdapat kaitannya dengan isi penelitian. Perlu diminimalkan pencantuman referensi dari skripsi, tesis, disertasi, abstrak, in press. Bahan rujukan berbahasa asing ditulis sesuai dengan aslinya. Penggunaan et at, dalam bahan rujukan hanya digunakan bila jumlah penulis terdiri lebih dari 6 orang.

Penulisan daftar pusaka masing-masing bidang ilmu mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi intemasional yang menerbitkan publikasi berkala (lihat lampiran). Dalam sistem penulisan nama digunakan sistem penulisan nama penulis secara intemasional (yaitu, nama keluarga sebagai entry). Jika nama keluarga penulis tidak jelas, maka dituliskan nama penulis secara lengkap.


1.10 Lain-Lain


Catatan kaki (footnotes): ditulis pada bagian bawah dan biasa digunakan sebagai keterangan acara studi & alamat penulis. Dalam bidang ilmu sosial, catatan kaki adalah warta atau penerangan atas teks tulisan yg dicatat pada bagian bawah laman teks goresan pena yg bersangkutan dan diberi pertanda eksklusif. Penulisan catatan kaki sebaiknya dibatasi & biasanya menggunakan berukuran alfabet  yg lebih mini   daripada alfabet  dalam teks.


II. TEKNIK PENULISAN NASKAH ARTIKEL


2.1. Petunjuk bagi Calon Penulis


1.) Artikel yg akan diterbitkan pada Publikasi Berkala Penelitian Pascasarjana Universitas Padjadjaran diangkat dari tesis Program Magister atau disertasi Program Doktor, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Semua mahasiswa yg akan melaksanakan ujian akhir diwajibkan menyerahkan naskah untuk artikel seperti dimaksud di atas.

2.) Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris menggunakan huruf Times New Romans (font 12), disusun sistematik menggunakan urutan sebagai berikut: a) Judul dengan huruf kapital (singkat dan jelas), b) Nama penulis ditulis di bawah judul (tanpa gelar) diikuti nama institusi, Universitas Padjadjaran. c) Abstrak pada bahasa Inggris & Indonesia (maksimum 150 istilah), d) Kata kunci (keywords) tiga-5 kata. Sebagai catatan kaki (footnote) dituliskan Program Studi dan Bidang Kajian Utama, dan alamat korespondensi penulis, e) Pendahuluan, f) Metode, g) Hasil dan Pembahasan, h) Kesimpulan & Saran, i) Ucapan terima kasih (jika ada) &,j) Daftar Pustaka. Abstrak ditulis dengan jeda 1 spasi. Isi naskah ditulis dengan spasi rangkap, jumlah page naskah keseluruhan tidak melebihi 15 laman dengan, format atas dan kiri berjarak 4 cm, kanan & bawah 3 cm dari tepi kertas kuarto.

3.) Naskah artikel diserahkan dalam bentuk soft-copy dan arsip elektroniknya (disket atau CD) bersamaan, menggunakan berkas registrasi ujian tesis atau disertasi ke Sub Bagian Akademik.

4.) Ilustrasi pada bentuk foto, gambar, grafik/tabel harus utuh, jelas terbaca. Penulisan judul tabel letaknya pada bagian atas, nama gambar termasuk grafik letaknya di bagian bawah, menggunakan nomor urut nomor Arab. Foto (hitam putih) besamya antara ¼  halaman hingga ½  page. Judul foto ditulis pada bagian bawah foto. Untuk ilmu eksakta, penulisan satuan ukuran memakai sistem IU (Intemational Unit System).

5.) Daftar Pustaka / rujukan dalam isi naskah disusun berdasarkan bidang ilmu masing-masing mengikuti panduan yang dikeluarkan oleh organisasi intemasional yang menerbitkan publikasi berkala (lihat lampiran).

6.) Naskah yg masuk akan diseleksi, diberi catatan dan dikirimkan pada redaktur ahli (penyunting ahli) untuk dikoreksi & diberi catatan. Selanjutnya penulis melakukan pembetulan naskah dan mengirimkan balik  naskah yg telah dibetulkan dalam suatu disket atau CD.

7.) Penulis yg naskahnya dimuat pada jumal akan menerima terbitan satu eksemplar.


2.2. Proses Penulisan Naskah


Terdapat banyak sekali jumal ilmiah di setiap bidang ilmu karena hampir pada setiap negara maju, organisasi profesi ilmiahnya menerbitkan jumal yg bertaraf intemasional. Diantara jumal-jumal ilmiah tersebut tentu saja masing-masing mempunyai inhouse style (gaya selingkung) yg berbeda-beda.

Di lain pihak, kualitas suatu jumal ilmiah sangat ditentukan antara lain oleh kualitas kerjasama antara pengelola jumal (dewan redaksi), penyunting ahli & penulis artikel ilmiah. Bagi seseorang peneliti, adalah suatu prestasi yang membanggakan apabila artikel ilmiah yang ditulis dari penelitian yang telah di lakukannya dapat dipublikasikan pada salah satu jumal ilmiah. Oleh karenanya langkah pertama yg harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan cara mengikuti gaya selingkung berdasarkan jumal yg dibutuhkan akan mempublikasikan goresan pena yang dibuat. Secara singkat tahapan yg wajib  dilewati merupakan :

a) Dapatkan & cermati petunjuk bagi calon penulis yg umumnya dicantumkan pada setiap penerbitan jumal.

b) Tulislah naskah sesuai menggunakan ketentuan yg dipersyaratkan (format, jenis dan ukuran kertas, marjin (batas) kiri, atas, kanan, bawah dan lain-lain). Prinsip utamanya merupakan mengerti dan memahami dengan benar pengertian mengenai komponen-komponen penyusun (batang tubuh) suatu artikel.

c) Diamkan naskah yg sudah ditulis buat ad interim saat, kemudian bacalah kembali, umumnya akan banyak ditemukan kesalahan pada naskah yang sudah dibentuk.

d) Setelah penulis anggap sempuma, mintalah teman atau kolega buat membaca dan berdiskusi dan menaruh komentamya. Pertimbangkan komentar mereka dalam memperbaiki naskah kita.


2.3 Pengiriman Naskah


Sebelum dikirimkan kepada dewan redaksi (penyunting ahli) Publikasi Berkala Penelitian Pascasarjana Universitas Padjadjaran, naskah artikel yang telah disusun diberikan pada tim pembimbing / promotor untuk ditelaah dan dikoreksi. Setelah naskah terselesaikan diperbaiki sesuai menggunakan saran tim pembimbing / promotor, naskah artikel dilampirkan dalam berkas pengajuan UT/UD, disertai 1 lembar surat pemyataan bahwa naskah sudah diperiksa, dikoreksi & disetujui tim pembimbing / penganjur. Setelah lulus UT/UD dan telah melakukan revisi, naskah artikel ilmiah (yang sudah direvisi) dikirimkan ke perpustakaan menjadi prasyarat wisuda, dengan mengikuti cara pengiriman naskah pada dewan redaksi misalnya yang sudah ditetapkan sebagai berikut :

1 lembar surat permohonan pemuatan artikel,

1 eksemplar naskah artikel pada bentuk print out,

1 butir disket/CD berisi arsip naskah dengan menyebutkan word processor yang dipakai.

Perpustakaan akan melanjutkan pengiriman naskah artikel tadi pada Dewan Redaksi.


2.4. Daftar Pustaka / Rujukan


Penulisan daftar pusaka masing-masing bidang ilmu disusun mengikuti panduan yg dikeluarkan oleh organisasi intemasional yg menerbitkan publikasi terpola. Cantumkan nama semua penulis apabila tidak lebih berdasarkan 6 orang, dan bila lebih dari 6 orang penulis, tuliskan nama 6 penulis pertama dan selanjutnya et al. Jumlah rujukan usahakan dibatasi hingga 25 buah & secara umum merujuk dalam tulisan yang terbit dalam satu dekade terakhir

Perlu dihindari penggunaan abstrak menjadi rujukan. Materi yg telah dikirim untuk publikasi tetapi belum diterbitkan wajib dirujuk menggunakan menyebutkannya sebagai pengamatan yang belum dipublikasi (unpublished observation) seizin nara sumber. Makalah yg sudah diterima buat publikasi namun belum terbit dapat dipakai menjadi rujukan dengan perkataan “in press” .

Hendaknya juga dihindari rujukan berupa komunikasi pribadi (personal communication), kecuali buat fakta yang tidak mungkin diperoleh dari sumber umum. Sebutkan nama sumber & tanggal komunikasi, dapatkan biar tertulis dan konfirmasi ketepatan menurut asal komunikasi. Contoh cara menuliskan beberapajenis acum adalah sebagai berikut:


(1) Pengarang tunggal:


Goldschmidt, W. 1992. The Human Career The Self in the Symbolic World. Cambridge: Black Well

(2) Pengarang bersama:


Corcoran, K. & Fischer, 1. 1987. Measure for Clinical Practice: a Source Book. New York:The Free Press.

(3) Editor atau Penyunting:


Koentjaraningrat (ed). 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

(4) Terjemahan:


Scott, J.C. 2000. Senjatanya Orang-Orang Yang Kalah. Terjemahan A. Rahman Zainuddin, Sayogyo dan Mien Joebhaar. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

(5) Bab pada buku:


Fleishman, LA. 1973. Twenty Years of Consideration and Structure. Dalam   Fleishman, LA. & Hunt, J.G.. (ed.). “Current Development in the Study of Leadership “Selected Reading, hIm. 1-37. Carbondale: Southem Illinois University Press.

(6) Jumal:


Persoon, G.A. 2002. Isolated Islanders or Indigenous People: the Political Discourse and its Effects on Siberut (Mentawai Archipelago, West-Sumatra). Antropologi Indonesia 68:25-39

(7) Rujukan elektronik:


Boon, J. (tanpa tahun). Anthropology of Religion. Melalui, [10/5/03]

Kawasaki, Jodee L.,and Matt R.Raven. 1995. “Computer-Administered Surveys in Extension”. Joumal of Extension 33 (June). E-Joumal on-line. Melalui [06/17/00]


III. Lampiran-lampiran


Panduan Cara Menulis Artikel Ilmiah Yang Baik dan Benar

Panduan Cara Menulis Artikel Ilmiah Yang Baik dan Benar



PANDUAN PENYUSUNAN DALIL


    1. Latar Belakang [1]


Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran bertujuan menaruh pengalaman studi agar peserta acara mempunyai etika yang meluruskan, motivasi yg kuat, & kemampuan profesional pada bidang ilmu, serta seni, agar tercipta karya ilmiah yg berbobot, original, & aktual serta berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan hati manusia.  Tujuan Pendidikan Program Doktor diarahkan dalam hasil lulusan yang mempunyai kualifikasi menjadi berikut:

(1).       Mempunyai kemampuan berbagi ilmu, teknologi, &/atau kesenian baru pada pada bidang keahliannya melalui penelitian dan/atau kemampuan penerapannya guna pemecahan masalah;

(2).       Mempunyai kemampuan mengelola, memimpin, & mengembangkan acara penelitian;

(3).       Mempunyai kemampuan pendekatan interdisipliner pada berkarya.

Dengan demikian lulusan Program Doktor Unpad hendaknya memiliki karakteristik:

(1).       Memiliki wawasan yang luas pada bidang ilmunya;

(2).       Memiliki kemampuan buat bekerja multidisiplin;

(3).       Memiliki kepedulian terhadap bidang pendidikan.

Agar diperoleh lulusan Program Doktor Unpad misalnya pada atas, maka pada tahap penyelesaian studi masih ada suatu kewajiban bagi mahasiswa Program Doktor buat menyusun  ”dalil” yg berkaitan dengan disertasi yang ditulisnya, dengan bidang ilmunya, menggunakan ilmu lainnya dan bidang pendidikan.

Penyusunan dalil, menjadi bagian terpisah dari disertasi program doktor, adalah proses yang relatif menantang bagi seorang promovendus. Penyusunan dalil disyaratkan untuk memperoleh persetujuan menurut Tim Promotor Program Doktor yang menyatakan bahwa dalil yang diajukan promovendus merupakan dalil yg memuat nilai-nilai ilmiah (scientifically sound), dapat dipertahankan (defendable), dan bisa mengundang diskusi ilmiah dalam konteks pro & kontra (opposability). Untuk menjabarkan apa yg dimaksud dengan penyusunan dalil pada penyelesaian disertasi tadi disusun ”Pedoman Penyusunan Dalil sebagai Syarat Ujian Disertasi”.


    2. Pengertian dan Persyaratan Dalil


Istilah dalil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) diartikan pendapat yang dikemukakan & dipertahankan menjadi suatu kebenaran.  Suatu dalil ditulis dalam bentuk proposisi yang wajib  memenuhi 3 kondisi, yaitu:

(1)   Mempunyai bentuk interaksi (deskripsi, komparasi, eksplanasi & kausalitas);

(2)  Memiliki keeratan pertalian hubungan antar konsep atau variabel (proposition linkage);

(3)   Memiliki nilai fakta yang tinggi (high informative value) sebagai akibatnya tidak menyebabkan kesalahan interpretasi.

Oleh karenanya, dalam penyusunan dalil, konsep atau variabelnya tidak terlalu abstrak. Untuk memudahkan mencema & memahami penyusunan dalil, ada beberapa pengertian mengenai konsep yang perlu diperhatikan, yaitu:

(1)   Pertalian merupakan kaitan logis antara paling sedikit 2 konsep yg mengakibatkan seorang mengetahui.

(2)   Hubungan merupakan impak-menghipnotis antara paling sedikit 2 konsep. Bisa interaksi logical consequence atau empirical consequence.

(3)   Sinonim misalnya hubungan imbas dan pengaruh. Dampak umumnya dampak sampingan berdasarkan yg dibutuhkan baik positif maupun negatif.

(4)   Premis (pangkal pikiran) adalah ketentuan yang dipercaya benar dan berguna pada upaya konklusi, biasanya bersifat non realitas.

(5)   Postulat (patokan pikir) merupakan ketentuan realitas yg diterima sebagai suatu hal yang sahih, maka terhadapnya tidak dilakukan pengujian empiris, jua berfungsi sebagai jembatan dalam upaya deduksi (buat menurunkan premis) .

(6)   Hipotesis adalah hasil inferensi dari suatu logical construct dalam bentuk proposisi baik memerlukan pengujian empiris juga bagi panduan penelitian realitas.

Bagi promovendus dalil adalah opini mengenai apa saja yang menyangkut keilmuan pada dalam atau pada luar bidang ilmu yg digelutinya dan dirumuskan dalam bentuk proposisi.  Dalil yang disusun menunjukkan kepedulian promovendus untuk mengetahui segala macam yg diciptakan Tuhan bagi kepentingan hidup manusia. Di samping itu, dalil pada ujian disertasi berfungsi sebagai jembatan hubungan tatap muka dengan para guru akbar dari aneka macam bidang keilmuan.  Dengan dicetuskannya dalil-dalil dalam ujian disertasi yg mungkin galat atau sahih, calon doktor   menarik perhatian khalayak ramai bahwa di global ini terdapat sesuatu yg penting, yg memiliki nilai heuristik buat diungkapkan lebih jauh.

Berdasarkan uraian di atas masih ada beberapa istilah kunci, yaitu opini, mengenai apa saja, proposisi, kepedulian, mengetahui, berfungsi,  galat atau benar, khalayak ramai, nilai heuristik dan diungkapkan (lebih jauh). Secara rinci istilah-istilah kunci tadi diuraikan menjadi berikut:

(1)  Opini: pendapat


Opini atau pendapat merupakan sebagian berdasarkan hak asasi insan. Dengan diharuskannya menyusun dalil, promovendus diakui & diindahkan haknya buat mengutarakan pendapatnya secara bebas tentang apa pun opini dalam menunjukkan perilaku. Opini yang diutarakannya atau dalil itu boleh diambil berdasarkan pemyataan orang lain, tetapi promovendus wajib  dapat menjelaskannya menggunakan baik dan menyelaminya dengan sepenuh hati.

(2)  Tentang apa saja


IImu itu luas, tidak ada batasnya. Setiap orang yg mempunyai perhatian yg luas, dia akan mempunyai suatu opini tentangnya. Misalnya, seseorang ekonom memiliki perhatian di bidang fisika, kedokteran, sastra, agama, atau apa saja, & sebaliknya.

(3)  Kepedulian


Setiap orang wajib  peduli mengenai apa saja yg terdapat di sekitamya. Seorang sarjana pada bidang apa saja tentu akan tertarik & peduli tentang bagaimana dokter mengobatinya, bagaimana montir memperbaiki mobilnya, bagaimana restoran menyodorkan rekeningnya, bagaimana ia memperoleh tagihan pajak, bagaimana pembantu rumah tangganya malas melaksanakan perintah-perintahnya, & sebagainya. Semua peristiwa itu membangkitkan dalam dirinya rasa ingin memahami mengapa hal tadi terjadi seperti itu.

(4) Proposisi


Proposisi pada umumnya adalah pertalian dari paling sedikit 2 konsep (atau dalam bentuk variabel). Pertalian dapat dinyatakan:

a.  Pertalian yang bersifat naratif berupa definisi antara suatu konsep dengan sifat-sifatnya (indikator), misalnya, dirawat di rumah sakit (konsep) memerlukan dipenuhinya kriteria (sifat) p, q, r, & s;

b.  Pertalian yang bersifat komparatif/klasifikatoris, misalnya, harga daging sapi lebih tinggi daripada harga ikan mas;

c.  Pertalian yang bersifat kausal, contohnya, bahwa exposive terhadap suhu tinggi-rendah berakibat ketahanan sepotong metal lebih akbar terhadap korosi.

(5)  Mengetahui


Dalam sains, seseorang  dianggap mengetahui bila mencapai pertalian pada tiga hal:

a.   Definisi menggunakan sifat-sifatnya

Setiap konsep (pengertian) dalam ilmu apa pun selalu didefinisikan melalui sifat-sifatnya yang diklaim kriteria. Bila keliru satu sifat atau kriteria itu tidak terpenuhi, ia tidak memenuhi konsep tadi. Akan tetapi, bila lebih berdasarkan satu, ia permanen memenuhi, tetapi biasanya dia diklaim menggunakan konsep lain. Suatu konsep diklaim menggunakan aneka macam kata atau sebaliknya, satu kata memperlihatkan berbagai konsep. Di Indonesia ada satu kelebihan, yaitu kepantasan, misalnya, kata perempuan   lebih pantas daripada wanita, kemunduran lebih baik disebut peralihan. Oleh karenanya, promovendus wajib  memegang teguh bahasa ilmiah dalam merumuskan dalil-dalil.

b.  Pertalian komparatif/klasifikatoris

Ini adalah bisnis untuk menjawab pertanyaan X itu binatang apa? Maka X ditaruh pada suatu kelas dari sifat-sifat yg dimilikinya. Kita merasa mengetahui bila kita memahami kelasnya. Komparasi adalah membandingkan dua (atau lebih) individu atau 2 (atau lebih) kelas. Kemungkinan pertalian di antara keduanya:

    Kera itu hewan (monyet mini   termasuk binatang)
    Harimau & singa  (kedua hewan itu sejajar)
    Harimau itu binatang buas (sesuatu yg khusus dari suatu kelas)
    Musang itu pemakan ayam (suatu sifat khusus dan negatif menurut suatu kelas)
    Yang makan ayam itu musang, bukan kucing (yang berperan berpengaruh itu A, bukan B): ini negasi penegasan menurut kemungkinan yang sama.
    Bukan faktor akselerasi, namun esensial

Bantahan terhadap Mosher tentang kredit pertanian

Sokongan Selo Sumardjan tentang peranan pemerintah dalam upaya pertumbuhan koperasi

    Benar bahwa yang menentukan adalah the man behind the gun, akan namun bisa pula the gun behind the man (misal perkara CN 235 Merpati)
    Hukum-hukum yg bersifat aljabar: kecenderungan, plus, minus, ketidaksamaan

c.  Pertalian kausal, yaitu ”karena X, maka  Y”


Proposition linkage pada kausalitas sanggup dinyatakan:

1). Reversible proposition linkage

Keeratan pertalian  ” timbal pulang ”.

”Karena X maka Y, pula lantaran Y maka X”

2). Stochastic proposition linkage

Keeratan pertalian yg menyatakan ”ketidakpastian” atau menyatakan kecenderungan/kemungkinan.

”Karena X maka cenderung/mungkin Y”

3). Sequential proposition linkage

Keeratan pertalian yang menyatakan terjadinya akibat pada masa yang akan datang (nanti/kelak).

”Lantaran X maka nanti/kelak Y ”

4). Contingent proposition linkage

Keeratan pertalian yg menyatakan terjadinya dampak menggunakan ”suatu kondisi”.

”Lantaran X maka Y menggunakan syarat Z”

5). Substitutable proposition linkage

Keeratan pertalian yg menyatakan penyebab ”berganti-ganti”

”Karena X maka Y”

”Karena P maka Y”

”Karena Q maka Y”

Jadi X bisa berganti dengan P, Q, dan sebagainya.

6). Irreversible proposition linkage

Keeratan pertalian ”searah (tidak timbal balik )”.

”Karena X maka Y” ;  ” tidak karena Y maka X”

7). Deterministic proposition linkage

Keeratan pertalian yg menyatakan ”kepastian”.

”Lantaran X maka niscaya Y”

8). Coextensive proposition linkage

Keeratan pertalian yang menyatakan ”menggunakan sendirinya”.

”Lantaran X maka dengan sendirinya Y”

9). Sufficient proposition linkage

Keeratan pertalian yg menyatakan ”kecukupan (tanpa ada syarat apa pun)”.

”Karena X tanpa syarat apa pun maka Y”

10). Necessary proposition linkage

Keeratan pertalian yang menyatakan ”keharusan (seharusnya)”.

”Karena X maka seharusnya Y”


(6)   Bemilai heuristik


Bemilai heuristik berarti bemilai luhur, jauh implikasinya. Pertanyaan-pertanyaan trivial (dangkal) seperti setiap orang bertelinga dua; setiap orang bergigi 32, 16 di atas & 16 pada bawah; Indonesia berkebudayaan luhur, proposisi-proposisi misalnya itu telah biasa diucapkan orang, maka tidak menarik lagi, meskipun 100% benar. Adapun pemyataan atau proposisi yang bemilai heuristik yang pada sanggup memukau orang lantaran orang dalam umumnya tidak sampai dalam pengetahuan misalnya itu. Apa yg memukau itu? Biasanya yg bertentangan atau bersifat meluruskan opini yg telah ada, sehingga menggugah buat diungkapkan lebih lanjut.


(7) Salah atau sahih


Pemyataan pada dalil-dalil bisa keliru, sanggup jua benar. Dalam penyusunan dalil, wajib  diupayakan agar dalil yang disusun itu mempunyai kegunaan, misalnya kriteria buat dirawat di rumah sakit, perlunya quality control terhadap pabrik-pabrik akbar, tidak sekadar terhadap pabrik mini  , & sebagainya.


(8) Berfungsi


Dalam ujian disertasi dalil berfungsi menjadi jembatan tatap muka menggunakan guru akbar-pengajar akbar berdasarkan bidang lain. Juga dalil berfungsi sebagai tali kemitraan pada antara para pengajar besar  sendiri. Semuanya akan memperoleh liputan menurut bidang lain.


(9) Khalayak ramai


Dalil-dalil yg baik (atau memukau) niscaya bisa menembus dinding-dinding ruang ujian pascasarjana & sampai ke tangan khalayak ramai. Di tangan khalayak ramai, dalil mampu menyebabkan snowbolling effect.


(10) Diungkapkan lebih jauh  .


Dalil-dalil yang memukau memperoleh sponsor buat diungkapkan lebih jauh, berupa penelitian ataupun uji coba. Inilah tandanya dalil yg berhasil.

Berdasarkan uraian pada atas, dalil yang dapat disetujui sang Tim Promotor merupakan dalil yang ditulis dengan bahasa ilmiah (scientifically sound), bisa dipertahankan pada muka publik (defendable) serta bisa mengundang pertanyaan yang pro dan kontra (opposability), sehingga bisa menjadi topik menarik pada diskusi ilmiah.

Kriteria-kriteria di atas dipengaruhi buat menghindari suatu syarat yg mungkin terjadi kesalahan pada proses pengujian disertasi. Dalam hal ini mungkin saja terjadi apabila kriteria dalil tidak ditentukan maka akan terjadi proses pengujian sebuah dalil yg memuat humor yg tidak berbobot. Hal ini juga dimaksudkan bukan berarti bahwa dalil yg diajukan tidak diizinkan buat memuat sesuatu yang humoris, tetapi perlu suatu aturan yang membatasi sebagai akibatnya dalil ini benar -benar  bisa menerangkan kemampuan calon doktor   yg mempunyai kemampuan & pengetahuan yang luas tidak sekedar terbatas pada bidang ilmu yang dikuasainya saja.

Selanjutnya, peran Tim Promotor pada proses pematangan suatu dalil pula adalah suatu hal yg sangat penting, pada mana supervisi dan persetujuan Tim Promotor pada hal ini akan sebagai poin utama pada proses pematangan suatu dalil. Hal ini mendorong perlunya komunikasi intensif antara calon doktor   & Tim Promotor  dalam mempersiapkan dalil mana yg akan diajukan buat dipertahankan pada sidang terbuka pada depan publik.


III. Komposisi Penulisan Dalil


Mengingat bahwa dalil yg diajukan wajib  memiliki nilai heuristik pada satu pihak & harus diselami dengan baik  di  pihak lain, setiap promovendus hanya diwajibkan mengajukan tujuh (7) butir dalil saja, yg susunannya menjadi berikut:

(1)          Dua  butir yang berkaitan menggunakan disertasinya (disarankan bukan tak berbentuk atau simpulan, tetapi hal lain yang menarik dari hasil penelitian disertasi);

(2)          Dua  buah yg berkaitan dengan disiplin ilmu yang digelutinya;

(3)          Dua  butir yang berkaitan menggunakan disiplin ilmu di luar yang digelutinya, bertalian menggunakan social responsibility promovendus sebagai Ph.D. Holder;

(4)          Satu  buah yg berkaitan dengan bidang pendidikan.


IV.   Penutup


Kewajiban menulis dalil sebagai syarat ujian disertasi memberikan kesempatan pada promovendus buat menerangkan nilai lebih pada merogoh simpulan yg mengerucut secara keilmuan sedemikian sehingga filosofi keilmuan dan pengetahuan yang dikuasainya bisa dijadikan kekayaan intelektual. Khususnya bagi lulusan Program Doktor Universitas Padjadjaran, dalil yang disusun bisa dijadikan satu parameter keberhasilan seorang doktor dalam memaknai keilmuan yang digelutinya, tidak dibatasi pada bidang kajiannya saja.

Demikianlah warta mengenai cara menulis artikel ilmiah yang baik & benar, semoga dapat berguna bagi anda pengunjung setia blog Teknologi Muktahir. Sekian & terimakasih.

Comments


EmoticonEmoticon